اليد العليا خير من اليد السفلى

Oleh: Kang Abied Al- Abnaf El_Nico 1 Dhe        
 Alkisah pada zaman dahulu ada salah seorang rojul yang hidupnya selalu bergantung pada orang lain, bahkan semua itu ia jadikan  ‘’ profesi ’’ pada dirinya, tak jauh yaitu menjadi seorang ‘’pengemis’’, katanya lebih enak jadi pengemis, Cuma modal wajah melas, pakaian compang-camping dan kaleng bekas uangpun tiba dengan sendirinya. Singkat cerita pada suatu ketika rosulullah sedang berjalan’’ di sebuah pasar,  tiba’’ melihat sosok pengemis tersebut. Tak lama kemudian rosululloh mendekatinya dan menyapa ‘’ hai rojul kenapa kamu jadi pengemis apa gak ada kerjaan lain yang lebih halal? Ia menjawab aku ini orang miskin ga’ punya apa’’ yang aku punya hanya sebuah tikar yang sudah robek ( tidak layak pakai )yang mana tiap harinya selalu aku buat tidur dan selimut. Kemudian aku juga mempunyai sebuah mangkok kecil yang selalu aku buat makan, minum, dan juga mandi. Kemudian pada esok harinya rosulullah berkunjung kerumah orang tsb untuk melihat kondisi rumah,anak, dan juga istrinya ternyata benar apa yang telah dikatakan orang tsb dia seorang miskin, singkat cerita rosulullah menyuruh orang tsb untuk membawa kedua barang ( tikar dan mangkok )kerumah rosulullah. Lalu rosulullah menjual kedua barang itukepada orang’’ mukmin sekitar dengan cara di lelang. ‘’ siapa yang mau membelibarang ini  ‘’ tiba’’ada salah seorang yang mau denga harga 1 dirham, rosulullh menawarkan kembali, ‘’ siapa yang berani membeli lebih mahal ’’ akhirnya ada yang mau membeli dengan harga 2 dirham – terjualah barang tsb, kemudian rosulullah memberikanya dan berkata ,  ‘’yang 1 dirham kamu buat untuk menafkahi anak dan juga istrimu, sedangkan yang satunya kamu buat beli alat pemahat kayu katakanlah pecok dalam bahasa jawanya. Setelah ia membeli pecok tsb rosulullah menyuruh untuk membawa kerumahnya untuk diperbaikiagar bisa dipergunakan. Setelah selesai kemudian  rosulullah menyuruh  orang tsb untuk pergi kesebuah hutan untuk mencari kayu bakar dan rosulullah sempat bilang janganlah kembali kesini sebelum 15 hari, hari demi hari ia lalui, lelah tak jadi hambatan, kayu bakar yang selama ini ia cari sudah terkumpul lumayan banyak, tanpa fikir panjang lebar akhirnya ia langsung menjualnya, dan terjual seharga 10 dirham. Kemudian pada esok harinya uang tsb digunakan untuk membeli pakaian dan yang sebagian ia buat untuk menfkahi anak dan juga istrinya. Setelah 15 hari ia lalui kemudian ia berkunjung kembali kerumah rosulullahuntuk menceritakan semuanya.  Kemudian rosulullah berkata ‘’ kalau kayak gitu  mau  bekerja  keras sendiri itukan lebih baik dari pada harus menjual harga dirimu cuman jadi pengemis ‘’akhirnya ia menyadari semua itu dan iapun telah  menemukan jalan hidup yang terbaik…
“ HIKMAH “
Kita biasa hidup mandiri jangan banyak bergantung dengan orang lain, apalagi toma’ ( mengharap pemberian orang ) lebih” kita sebagai santri harus bisa merealisasikan  kehidupan kita sebaik mungkin gunakan waktu kita sebaik mungkin jangan sampai kita buat anggur”an gak mau bekerja sendiri.
Hidup harus punya tujuan, kita harus bisa bermain dengan dunia jangan samp[ai dunia yang mempermainkan kita, tujuan hidup pastinya tak lepas adanya perjuangan contoh kita sebagai santri harus senang namanya ngaji ngaji dan ngaji karen itu semua tujuan awal kita sebagai santri. Aku yakin aku pasti bisa istiqomah semua keinginan dan harapan kita akan menanti di hadapan mata. Tentukan saja, nasib hidup ada di tangan kamu kita tinggal pilih. Karena didunia ini hanya ada 2 kemungkinan kalau gak bejo pasti ciloko, kalau gak untung pasti rugi, kalau gak kaya pasti miskin itu semua pasti kita ngalamin hal semacam itu kalau gak pastinya anak dan cucu” kita.
Kita harus bisa menjaga harta dan martabat kita jangan sampai harga diri kita di jual hanya untuk meminta-minta                                  ( jadi pengemis )
 Jangan pernah meremehkan pekerjaan sekecil apapun, kalau perkara kecil kita buat  “ profesional” maka otomatis perkara besar akan menunggu, begitu pula sebaliknya. “ aku hidup untukmu aku mati tanpamu”

0 comments: